SENI RUPA KUBISME
Nama : Aviena Threslivida
Septianingtias
NPM : 11214851
Kelas : 1EA32
Jurusan : Manajemen
2014/2015
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi dan seni
diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain,
khususnya budaya yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Pemanfaatan kemajuan
teknologi, dan seni secara baik haruslah diterapkan, sehingga dapat menjaga
kelestarian budaya bangsa.
Manusia tidak dapat lepas dari
kebudayaan, disebabkan kebudayaan merupakan cara beradaptasi manusia dengan
lingkungannya yang merupakan warisan sosial. Terutama kebudayaan Seni Rupa.
Seni adalah sesuatu karya atau cipta seseorang yang berarti berwarna, dan kata
jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau
dihiasi dengan indah.
Seseorang memiliki ilmu budaya dasar dan
mengerti terhadap pengetahuan dasar mengenai masalah-masalah manusia dan
kebudayaannya, seni dapat membuat semua masalah menjadi indah. Seni bisa
digunakan untuk menenangkan batin yang disebabkan oleh masalah-masalah atau
dengan seni seseorang dapat membuatkan suatu karya dengan menumpahkan
masalah-masalah yang ditanggung kedalam hasil karya seninya.
1.2
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk memahami segala aspek
tentang kebudayaan seni rupa seperti halnya: pengertian seni rupa Kubisme,
dan perkembangan Kubisme.
PEMBAHASAN
dan ANALISIS SWOT
2.1 Pengertian Seni Kubisme
Kubisme adalah sebuah gerakan
seni avant-garde abad
ke-20 yang dirintis oleh Pablo Picasso dan Georges
Braque. Gerkaan seni ini membuat revolusi dalam lukisan dan pahatan Eropa,
dan menginspirasi gerakan sejenis dalam musik dan sastra. Cabang pertama kubisme, yaitu Kubisme
Analitis, adalah gerakan seni radikal dan berpengaruh yang muncul antara
1907 dan 1911 di Perancis. Pada fase kedua, Kubisme Sintetis,
gerakan ini menyebar dan masih ada sampai sekitar tahun 1919, ketika
gerakan Surealisme mulai dikenal masyarakat.
Sejarawan
seni Inggris, Douglas Cooper menjelaskaan tiga fase Kubisme dalam
bukunya, The Cubist Epoch. Menurut Cooper ada yang namanya
"Kubisme Awal" (1906-1908) ketika gerakan ini mulai dikembangkan di
studio Picasso dan Braque; fase kedua disebut "Kubisme Tinggi"
(1909-1914) ketika Juan Gris muncul sebagai seniman berpengaruh; dan
akhirnya "Kubisme Akhir" (1914-1921) sebagai fase terakhir Kubisme
sebagai gerakanavant-garde radikal.
Dalam karya seni
kubisme, benda dipecahkan, dianalisis, dan diatur kembali dalam bentuk abstrak
daripada menampilkan obyek dari satu sudut pandang, seniman menampilkan subyek
dari berbagai sudut pandang untuk menjelaskan subyek dalam konteks yang lebih
besar. Kadang permukaan bersilangan dalam sudut acak, sehingga menghapus
kedalaman lukisan yang jelas. Latar dan obyek menembus satu sama lain untuk
membentuk ruang ambigu dangkal yang menjadi salah satu karakteristik khusus
dari kubisme.
Kubisme
Analitis dan Sintesis
Lukisan
kubisme kreasi Picasso dan Braque dapat digolongkan dalam dua kategori; kubisme
analitis dan kubisme sintesis. Kubisme analitis (analytical cubism) diciptakan
hingga tahun 1912, merupakan kubisme awal. Kubisme berikutnya disebut kubisme
Sintesis (synthetic cubism) diciptakan hingga tahun 1915.
Tahun 1910, lukisan Picasso berjudul Portrait of Ambroise Vollard menunjukkan
pewarnaan lebih flat dan konsisten, tetapi juga ambigu. Pada karyanya tersebut,
figur manusia dibuat geometrik secara transparan, figur dilukiskan menjadi
beberapa bagian. Bidang lukisan saling menyusup dari berbagai sudut pandang.
Karyanya tidak menunjukkan kesan ilusi tiga dimensional, seperti volume pada
kubus. Basis kubisme analitis adalah fragmentasi dan interseksi bidang.
Berbeda
dengan kubisme analitis, kubisme sintesis cenderung lebih variatif,
beranekaragam. Lukisan kubisme sitesis menggabungkan berbagai macam gaya, aneka
bahasa rupa dalam satu kesatuan. Lukisan kreasi Braque berjudul Clarinet,
sebagai contoh, menggabungkan gambar representasional dengan bentuk-bentuk
abstrak. Beberapa bentuk tampak datar, sederhana, dan berkesan tiga
dimensional.
Kubisme-Kubisme
Lainnya
Selain
kubisme analitis dan kubisme sitesis karya Picasso dan Braque, ada kubisme
lainnya yaitu karya pelukis Prancis Jean Metzinger, Albert Gleizes, Fernand
Leger dan Roger de la Fresnaye. Pelukis Spanyol Juan Gris juga menciptakan lukisan-lukisan
kubisme. Demikian juga pelukis Amerika Serikat Lyonel Feininger.
Lukisan
bercorak kubisme berpengaruh terhadap gerakan seni dari berbagai belahan dunia.
Seniman futuristik Italia dengan English Veroticisme dan Rusia dengam
rayonisme-nya merupakan beberapa variasi kubisme. gerakan konstruktivisme dan
suprematisme Rusia serta De Stijl dari Belanda, mereka menggunakan fragmentasi
geometrik kubisme dalam menciptakan lukisan abstraknya. Kubisme juga
berpengaruh terhadap gerakan seni ekspresionisme Jerman. Mereka menggunakan
gaya kubisme untuk berekspresi. Gerakan seni dadaisme menggunakan pendekatan
lebih profokatif dengan menggabungkan kata dan gambar. Lukisan surealisme tahun
1920 dan 1930an juga menggunakan corak kubisme. demikian juga dengan lukisan
abstrak pada tahun 1940an dan 1950an.
2.2
Sejarah Kubisme
Ketika
kritikus penyair Appollinaire memperkenalkan George Braque pada Pablo Picasso
pada akhir 1907, maka perkenalan itu menjadi amat bersejarah. Karena kerjasama
yang mengiringinya akan melahirkan gerakan seni lukis modern yang dikenal
paling revolusioner dalam sejarah yang disebut Kubisme. Kedua sahabat ini
berangkat dari latar belakang yang amat berbeda. Picasso saat itu sudah meraih
reputasi dan nama baik sebagai pelukis berbakat. Nama Picasso saat itu bisa
disejajarkan dengan popularitas pelukis Henri Matisse yang menjadi jaminan
mutu. Sedang Braque yang berusia enam bulan lebih muda dari Picasso, kala itu
dianggap pelukis pupuk bawang yang tidak punya prestasi apapun. Kecuali dalm eksposisi
karyanya di Salon des Independants, ia berhasil menjual banyak lukisannya dalam
corak Fauvisme yang diborong oleh kolektor Jerman, Wilhelm Uhde. Mereka menjadi
akrab. Bekerja bersama, mengunjungi galeri dan museum, serta saling
mendiskusikan hasil karya masing-masing. Persahabatan ini memuncak pada tahun
1911, tatkala pada musim panas, mereka menciptakan lukisan kubistis di Ceret,
Pyrenees. Hasilnya adalah karya cipta yang saling mempengaruhi satu sama lain
hingga sulit membedakan karya masing-masing karena kemiripannya. Ketika bulan
Maret 1909, seorang kritikus Prancis, Louis Vauxelles, menyaksikan sebuah karya
Braque di Salon des Independants, ia mengomentari karya Braque sebagai “reduces
everything to little cubes”. Artinya; menempatkan segala sesuatunya pada bentuk
kubus-kubus kecil. Maka mulai saat itulah dipakai istilah Kubisme untuk memberi
ciri karya semacam itu. Sebuah aliran seni lukis telah menetas. Kubisme
merupakan aliran seni rupa yang sepenuhnya baru dalam sikapnya memandang alam
dan karya seni rupa, dalam gaya nonimitatif (tidak meniru). Kunci lahirnya
aliran ini dimulai dengan lukisan karya Picasso berjudul Les Demoiselles
d’Avignon (Wanita-wanita dari Avignon) tahun 1907 yang mengandung elemen-elemen
geometris. Dengan lukisan itu pula, bersama Braque, Picasso dianggap sebagai
pelopor aliran ini. Tapi memang cukup sulit untuk mengatakan, siapa sebenarnya
yang paling besar peranannya dalam melahirkan aliran ini. Hal ini konon bisa
terjadi karena selama mereka bekerja bersama, hasil ciptaan mereka tiada
berbeda.

2.3 Analisis SWOT
1.
Strength(Kekuatan)
Ciri
khas seni rupa Kubisme :
-
Cikal bakal
kubisme dapat dilihat dari aliran seni lain yang dikenal sebagai pointilisme
dan fauvisme.
-
Kubisme pada
dasarnya adalah seni menciptakan bentuk-bentuk abstrak dari benda tiga dimensi
ke media lukis dua dimensi.
-
Seorang seniman
kubisme harus dapat merepresentasikan obyek dalam berbagai bidang.
-
Dalam istilah
yang sederhana, seorang seniman kubisme harus dapat menunjukkan lebih dari satu
tampilan bidang benda pada satu waktu.
-
Tampilan
keseluruhan dari sebuah lukisan kubisme mirip dengan bentuk kubus kecil.
-
Seorang seniman
kubisme menggunakan kubus kecil tersebut untuk menggambarkan suatu benda atau
manusia dari berbagai sudut pandang
2.
Weakness(Kelemahan)
Kelemahan yang ada dalam seni rupa Kubisme
adalah tidak dipertahankan. Bahkan tidak dikenang sepanjang masa atau tidak
dihargai kembali oleh semua orang.
3.
Oppurtunity(Peluang)
-
Apabila Kubisme masih berkembang saat ini akan tetap mendunia atau populer
-
Peluang bagi masyarakat lain itu kita dapat mengetahui banyak mengenai seni
rupa Kubisme yang begitu populer di zaman dahulu.
-
Begitu banyak peluang lukisan yang mengandung Kubisme yang bernilai positif.
4.
Threat(Ancaman)
Beberapa jenis ancaman jika
Kubisme di abaikan terus menerus :
-
Dilupakan dan tidak dikenang oleh
masyarakat lain
-
Akan menjadi sebuah seni buangan yang
tidak terselamatkan